Kisah Dajjal Dalam Hadith | KHALIFAH

About

penaja 1

11 October 2014

Kisah Dajjal Dalam Hadith

Dari An-Nawwas bin Sam'an  , dia berkata: Rasulullahﷺ menyebut-nyebut
perihal Dajjal pada suatu pagi. Beliau ﷺ menjelaskan Dajjal,
kadang-kadang suaranya direndahkan dan kadang-kadang suaranya
dikeraskan sehingga kami mengira seolah-olah Dajjal itu sudah ada di
tengah-tengah pohon kurma. Maka ketika kami mendatangi tempatnya,
beliau bersabda sepertinya telah mengetahui apa yang bergolak dalam
perasaan kami, lalu bersabda: "Ada persoalan apa dengan kalian ini?"

Kami menjawab: "Ya Rasulullah, engkau menyebut-nyebut Dajjal pada
suatu pagi, engkau merendahkan dan mengeraskan suara sehingga kami
mengira bahawa ia sudah ada di tengah pohon kurma."

Beliau bersabda: "Bukan Dajjal yang paling aku takutkan menimpa diri
kalian. Jika ia keluar dan aku masih ada di tengah kalian, maka akulah
yang akan mematahkan hujjahnya untuk melindungi kalian. Dan jika ia
keluar dan aku tidak ada di tengah kalian, maka setiap orang menjadi
pelindung dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam
melindungi setiap orang Muslim.

Sesungguhnya Dajjal adalah pemuda yang rambutnya sangat keriting,
matanya menonjol keluar, seolah-olah aku menyamakannya dengan Abdul
'Uzza al-Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya,
hendaklah membacakan kepadanya ayat-ayat permulaan dari surah al-Kahf.
Dajjal itu akan keluar di suatu jalanan yang terletak antara Syam dan
Irak, lalu membuat kerusakan di sebelah kanan dan kirinya. Maka dari
itu, wahai hamba Allah, tetapkanlah keimanan kalian.

Kami para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?"

Rasulullah menjawab: "Empat puluh hari, hari pertama lamanya sama
dengan setahun, hari kedua lamanya seperti sebulan, hari ketiga
seperti satu minggu, sedang hari-hari berikutnya adalah sama dengan
hari-hari kalian saat ini."

Kami bertanya lagi: "Ya Rasulullah, dalam satu hari yang panjangnya
satu tahun itu, apakah kami cukup seperti mengerjakan solat satu hari
sahaja (yakni, solat fardhu 5 waktu).

Beliau menjawab: "Tidak, maka perkirakanlah menurut kadar jaraknya
masing-masing. Jadi tetap lima kali dalam perkiraan satu hari seperti
sekarang."

Kami bertanya lagi: "Ya Rasulullah, bagaimanakah kecepatannya menjelajah bumi?"

Beliau bersabda: "Bagaikan hujan yang tertiup angin. Dajjal itu datang
kepada suatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka pun
beriman kepadanya dan patuh pada apa yang dikehendakinya. Ia menyuruh
langit supaya menurunkan hujan, lalu turunlah hujan. Ia menyuruh bumi
supaya menumbuhkan tanaman, lalu tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya,
kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di situ dalam keadaan
berpunuk panjang atau sebesar yang pernah dan terpanjang perutnya.

Selanjutnya, datanglah Dajjal kepada suatu kaum, lalu mereka diajak
mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian Dajjal
meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini (kerana tegarnya iman
mereka) pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya dan
kosong dari rumput dan tanaman lainnya, juga mereka tidak memiliki
harta benda sedikit pun. Dajjal lalu berjalan melalui puing-puing
kemudian ia berkata: "Keluarkanlah harta-harta simpananmu, tiba-tiba
harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal
sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya.

Setelah itu, Dajjal memanggil seorang pemuda yang masih remaja, lalu
ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah tubuhnya
menjadi dua bahagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah
mengenai sasarannya. Tetapi, Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah
mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya
berseri-seri sambil tertawa.

Dalam keadaan itulah, tiba-tiba Allah Ta'ala mengutus Isa al-Masih
putera Maryam. Ia turun di menara putih, yang terletak di sebelah
selatan Damaskus, iaitu mengenakan dua lembar pakaian yang berwarna,
dengan meletakkan dua tapak tangannya di atas sayap dua malaikat. Jika
ia menundukkan kepalanya, mencucurlah air dari kepalanya, sedang
apabila ia mendongakkannya, maka terurailah rambutnya yang lebat
bagaikan butiran mutiara. Maka tiada seorang kafir pun yang dapat
mencium aroma nafasnya, melaainkan ia akan mati sedang nafasnya
tercium sejauh jarak mata memandang.

Selanjutnya, al-Masih mencari Dajjal sampai ia menemukannya di pintu
gerbang Ludd, kemudian beliau membunuhnya. Selanjutnya, Isa
alaihissalam mendatangi kaum yang telah dilindungi Allah dari
kejahatan Dajjal, lalu ia meengusap wajah-wajah mereka dan
memberitahukan bahawa mereka akan memperoleh derajat yang tinggi dalam
syurga.



Dalam keadaan demikian itulah, Allah memberikan wahyu kepada Isa
alaihissalam bahawasanya Allah telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang
tiada seorang pun kuasa untuk menentang dan berperang dengan mereka.
Maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku (yang mukmin) ke bukit Thur.
Maka Allah mengutuskan bangsa Yakjuj Makjuj. Mereka turun mengalir
dengan cepat sekali dari tempat-tempat yang tinggi. Kemudian
berjalanlah barisan pertama dari rombongan mereka di Danau Thabariyah
lalu minum airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari
rombongan mereka dan berkata: "Danau ini dulunya masih ada airnya."
Nabiyullah Isa alaihissalam dan para sahabatnya dikepung dari segala
penjuru hingga tidak dapat keluar, sampai-sampai nilai satu kepala
lembu bagi seorang di antara mereka lebih berharga dari seratus dinar
emas bagi seorang di antara kalian saat ini. Nabiyullah Isa
alaihissalam dan sahabatnya radhiayallahu anhum semuanya berdoa
merendahkan diri kepada Allah Ta'ala memohon agar kesulitan itu segera
dilenyapkan.

Allah Ta'ala mengutuskan ulat kepada bangsa Yakjuj dan Makjuj di
leher-leher mereka, kemudian mereka mati serempak bersamaan dalam satu
waktu sekaligus tak ubahnya satu jiwa. Nabiyullah Isa alaihissalam dan
sahabatnya radhiyallahu anhum lalu turun ke bumi (dari gunung Thur).
Mereka tidak menemukan sejengkal tanah pun melainkan telah dipenuhi
oleh bau busuk dari bangkai mayat bangsa Yakjuj dan Makjuj tadi.
Selanjutnya Nabiyullah Isa alaihissalam dan sahabatnya radhiyallahu
anhum berdoa lagi kepada Allah Ta'ala sambil memohon agar mayat-mayat
mereka dilenyapkan. Allah Ta'ala menurunkan burung sebesar leher unta
dan burung inilah yang membawa terbang bangkai mereka lalu
melemparkannya di suatu tempat yang dikehendaki oleh Allah.

Selanjutnya, Allah Azza wa Jalla menurunkan hujan yang menyapu rata
semua rumah tanah liat atau pun tenda dari bulu, sehingga bumi itu
menjadi bersih licin bagaikan kaca. Kepada bumi lalu dikatakan:
"Tumbuhlah buah-buahanmu dan tumpahkanlah keberkahanmu." Maka pada
saat itu sekelompok manusia cukup makandari satu biji buah delima
sahaja (kerana amat besarnya). Mereka pun dapat bernaung di bawah
kulit tempurung (kelopak) delima tadi dan diberkahilah air susu,
sehingga sungguh seekor unta yang mengandung air susu, dapat mencukupi
satu kelompok besar manusia, seekor sapi yang mengandung air susu
dapat mencukupi satu kabilah, sedang seekor kambing yang mengandung
susu dapat mencukupi satu desa.

Selanjutnya, di waktu mereka dalam keadaan sedemikian, tiba-tiba Allah
Ta'ala mengirimkan angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu mengambil
nyawa kaum mukmin dari bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang
mencabut jiwa setiap orang mukmin dan setiap orang Muslim. Lalu yang
tertinggal adalah golongan sejahat-jahat manusia, mereka bersetubuh
dengan wanita seperti halnya sekelompok keldai. Maka terjadilah Hari
Kiamat atas mereka."."

[H.R. Muslim (2937)]

No comments :