Siapa Bidadari Syurga | KHALIFAH

About

penaja 1

13 October 2014

Siapa Bidadari Syurga

Menjadi bidadari di dunia dan akhirat adalah idaman setiap kaum Wanita di dunia, namun tidak di dunia saja? Kan di Surga nanti para Suami sudah dapat jatah Bidadari, bahkan sudah disediakan. Maka dari itu, tidakkah para istri cemburu melihat suaminya berganti pasangan dengan bidadari-bidadari, tidak adakah terbesik dalam hatinya untuk menjadi Ratu dari bidadari-bidadari itu? Kan derajat istri lebih tinggi dari pada bidadari itu, istri di dunia beribadah kepada Allah. Sedang bidadari di surga tidak.

Dalam Qur`an dan Hadis banyak menjelaskan tetang siapa bidadari-bidadari surga itu, bahkan banyak ilustrasi indah yang menggambarkan siapa dan seperti apa bidadari itu. Istri-istri yang disediakan Allah tersebut adalah sangat cantik jelita, tidak pernah ada yang menyentuh selain suami-suaminya sendiri. Bila berkumpul, tidak ada rasa bosan atau pun jenuh terhadapnya. Bahkan jika bidadari menanpakkan wajahnya, terpancarlah keindahan antara langit dan bumi. Peringai yang sangat lembut, mesra, tidak pernah bermuka sedih, tiada duka dan lain sebagainya.

Namun tugas istri untuk menjadi Ratu dari bidadari-bidadari itu sangatlah besar, sebab hanya istri yang shalihahlah yang kelak bakal jadi Ratu itu. Harus menjaga kemaluannya, harus sholat 5 waktu, harus taat kepada suaminya dan yang jelas harus taat juga kepada Allah. Oleh karena itu, seorang istri haruslah membantu suami untuk taat kepada peraturan Allah.

Harta yang utama adalah lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang senantiasa bersyukur dan istri beriman yang membantu suami dalam menegakkan bangunan imannya. (HR. Ibnu Majah dan Tarmizi, Hasan) Jadi, ciri istri shalihah adalah yang taat kepada suami, bahkan dikatakan tidak dianggap taat kepada Allah jika dia tidak taat kepada suaminya dalam hal maruf, dalam arti : minghibur hati suami setiap saat, bermuka teduh dan tenang, bersikap lembut dan sopan, menghargai suami, selalu bertutur manis, riang terhadap suami, berhias dan menjaga kecantikan dirinya di hadapan suami dan lain sebagainya. Banyak tutunan untuk bersikap seperti itu sebagai panduan.

Dalam hadist Ibnu Jarir dan Nasai dari Abu Huraira ra. Hadis Hasan menyatakan :

Sebaik-baiknya wanita adalah jika engkau melihatnya, akan membahagiakan dirimu, jika engkau memerintahnya akan menaatimu, dan jika engkau tidak berada disampinnya ia akan menjaga hartamu dan dirinya sendiri. Dalam satu riwayat menyebutkan Ali bin Abi Tholib berkata tentang istrinya Fathimah ra : ketika aku memandangnya, hilanglah kesusahan dan kesedihanku.

Hak suami terhadap istrinya yaitu seandainya terdapat luka pada kulit suaminya kemudia istri tersebut menjilati luka itu selama itu dapat memenuhi hak para suaminya maka lakukanlah. (HR Hakim dari Abu Said Al-Khudri ra. hadis shahih)

Maka dari itu para istri janganlah menyakiti suami di dunia, kalau tidak ingin di gantikan posisimu nanti di surga oleh para bidadari-bidadari yang siap menanti di sana. Bidadari-bidadari surga dalam Hadis Ahmad dan Tarmidzi dari Muadz bin Jabal ra menyebutkan : Janganlah kamu menyakitnya, sesungguhnya ia adalah tamu bagimu yang sebentar lagi akan meninggalkanmu untuk berkumpul bersama kami.

Maka dari itu, tidakkah istri merasa tersaingi bila dia tidak jadi Ratu dari bidadari-bidadari itu? dalam sebuah riwayat Rasulullah pernah ber kata : Cobalah renungkan kembali sikapmu terhadapnya. Sesungguhnya dia dapat menjadikan sebab surgamu atau nerakamu.

Wallahu A`alam

No comments :